Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan
Bahasan kita saat ini cukup sederhana namun perlu pemahaman
yang pas agar memiliki manfaat yang baik.
Pertama kita akan bahas Penduduk.
Kedua, tentang Masyarakat.
Ketiga, Kebudayaan.
Sebelum kita membahas tentang Penduduk, kita akan menjelaskan bagian yang memiliki potensi paling hebat (driving force) yaitu Pemuda. Setelah itu, kita akan membahas tentang Penduduk, mulai dari Pertambahan (perkembangan) Penduduk, Penggandaan Penduduk, faktor demografi yang mempengaruhi nya, Tingkat kematian kasar, tingkat kematian khusus, angka kelahiran. Lalu, kita lanjut ke perpindahan penduduk (migrasi), macam-macamnya, proses dan akibat dari migrasi itu. Kemudian Struktur Penduduk, piramida penduduk, Rasio Ketergantungan Kebudayaan dan Kepribadian. Terakhir, pertumbuhan & perkembangan Kebudayaan di Indonesia yg terdiri dari kebudayaan Hindu Budha Islam dan Kebudayaan Barat.
Baik, mari mulai dengan pemuda. Apa itu pemuda? Secara hukum
di Indonesia yg kita tinggal didalamnya, yang disebut pemuda adalah mereka yang
berusia dari 18 tahun - 35 tahun. Jadi, mahasiswa termasuk di dalamnya. Selesaikah
sampai disini? Tidak. Pemuda - tidak hanya definisi - tapi juga peran. Dan
perannya besar sekali, sampai-sampai Bung Karno menyatakan 'Beri aku 10 pemuda,
maka akan aku goncangkan dunia'. Wow.
Untuk itu, sebagai mahasiswa kita perlu melakukan hal-hal
(nilai-nilai) dibawah ini:
1. Murnikan idealisme. Ini penting mengingat di pundak kita
lah masa depan bangsa berada. Seperti pohon, ia harus punya akar biar berdiri
tegak. Begitu pun kita sebagai pemuda harus memurnikan idealisme kita agar jiwa
kebangsaan ini kuat berada di dalam diri kita.
2. Keberanian dan keterbukaan, utamanya dalam menyerap nilai
dan gagasan yang baru. Di zaman sekarang yang sudah global, ada beberapa
ilmu/wawasan/nilai positif yang bermanfaat untuk kita. Meskipun ada juga yang
kurang pas bila kita terapkan. Untuk itu, diperlukan keberanian dan keterbukaan
untuk mempelajari nilai-nilai dan gagasan-gagasan positif yang baru.
3. Semangat pengabdian. Ini merupakan bukti dari nilai
1&2. Bahwa setelah kita murni idealis nya, dan berani serta terbuka
terhadap nilai dan gagasan positif maka kita perlu mengamalkan dalam bangsa
kita - dalam hal ini di lingkungan terdekat kita - dalam bentuk semangat
pengabdian. Semangat untuk memperbaiki bangsa.
4. Inovasi dan kreativitas. Ini sejalan dengan nilai-nilai
sebelumnya. Adalah benar kita menjadi kreatif, menjadi inovatif saat sudah
menjadi 'habit' atau kebiasaan kita untuk mengabdi memperbaiki negara ini.
5. Keteguhan janji untuk menampilkan sikap dan kepribadian
yang mandiri. Ini yang spektakuler. Karena inilah yang menjadi dasar dari
kekuatan seorang pemuda yang imbasnya fondasi kekuatan sebuah negara. Keteguhan
janji untuk menampilkan sikap dan kepribadian yang mandiri.
Nah, mari kita lanjut ke pembahasan tentang Penduduk. Selain pemuda, 'isi' dari Penduduk adalah Masyarakat. Atau bisa juga disebut kalau Penduduk adalah Masyarakat itu sendiri. Dibawah kita jelaskan sedikit tentang Pemuda, Masyarakat dan Kebudayaan agar pembahasan kita menyeluruh.
Kita lanjutkan tentang masyarakat. Sebagaimana 'pola'
pembahasan kita dalam pemuda. Begitu pun pada masyarakat juga nantinya tentang
kebudayaan. Masyarakat adalah kumpulan orang (termasuk pemuda) yang berdiam di
suatu tempat yang sama dalam waktu yang cukup lama untuk mencapai tujuan
bersama. Masyarakat adalah salah satu inti penyusun negara. Untuk itu, krusial
dalam memiliki masyarakat yang baik dan harmonis untuk menjadi sebuah negara
yang hebat. Apa hubungan pemuda dengan masyarakat?
Pertama, masyarakat yang baik terdiri dari para pemuda yang
baik pula. Karena pemuda menjadi pendorong yang sangat kuat pengaruhnya dalam
menciptakan sifat dan kepribadian masyarakat.
Kedua, masyarakat (yang sudah jadi) akan dengan sendirinya melahirkan pemuda-pemuda yang berkualitas untuk menguatkan masyarakat yang sudah jadi tadi. Demikian saking kuat nya hubungan antara masyarakat dan pemuda, perlu cara untuk mengikat keduanya demi meraih cita-cita negara. Dan disitulah Kebudayaan muncul.
Kedua, masyarakat (yang sudah jadi) akan dengan sendirinya melahirkan pemuda-pemuda yang berkualitas untuk menguatkan masyarakat yang sudah jadi tadi. Demikian saking kuat nya hubungan antara masyarakat dan pemuda, perlu cara untuk mengikat keduanya demi meraih cita-cita negara. Dan disitulah Kebudayaan muncul.
Kebudayaan adalah kebiasaan yang menjadi kesepakatan antara
penduduk dalam masyarakat yang terjadi turun-temurun. Kebudayaan - sebagaimana
dibahas sebelumnya - adalah pengikat antara pemuda dan masyarakat. Pengikat
yang bagaimana? Yaitu 'landasan berpikir' dari sebuah masyarakat dan pemuda
nya.
Kalau landasan berpikir sudah ada, maka sudah barang tentu
lebih sederhana dalam mencapai cita-cita negara yang kita impikan.
Masalah dan Dinamika dalam Pemuda, Masyarakat dan Kebudayaan
Pembahasan kita mengenai pemuda, masyarakat dan kebudayaan
diatas kelihatan bagus sekali, bukan? Tentu pada kenyataannya tidak demikian.
Namun kita sudah punya gambaran bahwa kesanalah arah kita. Begitulah wujud
nyata bila pemuda, masyarakat dan kebudayaan berjalan harmonis. Apa saja
masalah dan dinamika nya?
1. Ketidaksiapan dalam menerima nilai dan gagasan baru.
Pemuda, meskipun sudah terbuka dan berani dalam menerima nilai dan gagasan baru
tetaplah seorang manusia belaka yang mempunyai sifat dasar yaitu lupa dan
keliru. Dalam mengartikan sesuatu misal mengamalkan nilai yang baru ia ketahui
bisa saja tidak cocok dengan keadaan masyarakat dimana ia tinggal. Contoh:
berbicara dengan nada yang tinggi di daerah Yogyakarta. Bukan karena pemuda
yang berkelakuan/akhlak buruk sehingga ia berbicara dengan nada yang tinggi,
tapi mungkin dia tidak tahu bahwa perlu nada yang rendah untuk dianggap sopan
bila berbicara di Yogyakarta. Pun, bisa jadi ia lupa meskipun sudah diberitahu
sebelumnya. Begitulah, bila ini terjadi, bukan tidak mungkin akan mengakibatkan
perselisihan yang ujungnya pada perpecahan masyarakat itu sendiri.
2. Kurang empati. Ini merupakan kelanjutan dari dinamika
yang pertama. Penyebabnya sama, yaitu sifat dasar manusia yang lupa dan keliru.
Contoh: pemuda (dalam hal ini mahasiswa yang kost) yang tidak bisa tanggap/peka
dalam memahami bagaimana perilaku masyarakat dia kost. Dalam keadaan tertentu,
masyarakat dimana ia tinggal biasa mengadakan acara nyanyi-nyanyi pada malam
hari, dan dia (si mahasiswa) terganggu. Sehingga ia tidak sabar, kemudian
mencoba meminta agar suara dikecilkan. Masyarakat setempat tidak terima
(meskipun juga ada bagian salah dalam mereka, kenapa malam-malam tetap
bernyanyi) dan akhirnya terjadi keributan. Inilah salah satu contoh sederhana
yang memang nyata terjadi.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menjawab masalah dan
dinamika ini? Pertama dengan belajar.
Belajar membawa kita untuk menjadi orang yang menghargai.
Belajar membuat kita menjadi manusia yang lebih hati-hati. Kedua dengan
berdiskusi hangat. Sesungguhnya, bisa jadi penyebab masalah adalah ketidakelokan
dalam menyampaikan sesuatu. Diskusi hangat bisa menjadi obat dari masalah ini.
Dan masih banyak lagi, yang kita berharap tidak perlu banyak masalah agar tujuan
dan cita-cita kita memiliki pemuda, masyarakat dan kebudayaan yang baik bisa
tercapai.
Pemuda, Masyarakat dan Kebudayaan untuk Negara yang Hebat
Sampai disini kita sudah mengetahui apa itu pemuda, apa itu
masyarakat dan apa pula kebudayaan. Juga, kita sudah membahas mengenai hubungan
diantara pemuda, masyarakat dan kebudayaan serta masalah dan dinamikanya.
Sekarang, kita akan melanjutkan di bagian akhir. Bagian cita-cita. Yaitu negara
yang hebat.
Apa itu negara yang hebat? Negara yang hebat memiliki banyak
ciri, diantaranya:
- Memberikan keadilan
pada masyarakatnya
- Memberikan
ketenangan dan keamanan pada masyarakatnya
- Memberikan
kesejahteraan melalui lapangan pekerjaan, izin usaha/bisnis, dan pinjaman kepada
masyarakatnya. Juga hal-hal lain yang intinya adalah untuk kebaikan para
masyarakatnya. Itulah negara yang hebat.
Bagaimana kita mewujudkannya? Dengan menguatkan fondasi.
Yaitu pendidikan untuk pemuda. Ini hanya salah satu cara, tapi inilah cara yang
paling powerful (meskipun lama, karena pendidikan itu butuh waktu) untuk
menjadikan sebuah negara itu hebat. Lihat Korea. Mengirimkan para warganya
untuk belajar keluar negeri seketika setelah mereka merdeka pada 1950. Dan kita
lihat sekarang. Korea (terbagi antara Korea Selatan dan Utara) menjadi salah
satu pusat teknologi dengan perusahaan terkenal mereka yaitu Samsung. Juga dari
industri entertainment dengan musik (dikenal dengan Kpop) dan dramanya
(KDrama).
Begitulah kekuatan dari sebuah pendidikan untuk pemuda.
Sehingga pemuda nya terdidik, cakap dan memiliki keahlian. Kemudian
pemuda-pemuda ini berkelompok menjadi sebuah masyarakat. Masyarakat yang
tinggal bersama di satu wilayah dalam waktu yang cukup lama. Lalu menciptakan
sebuah kesepakatan bersama sehingga menjadi budaya dan ujungnya adalah negara
yang hebat. Begitulah..
Sampai disini, kita sudah mendapat gambaran besar bagaimana 'seharusnya' sebuah Negara yang hebat itu. Mulai dari Pemuda (Penduduk), Masyarakat dan Kebudayaan nya yang hebat maka akan dengan sendirinya lahir Negara yang hebat. Sekarang kita akan 'berupaya' untuk mencapai itu dengan membahas bahasan yang dibawah ini.
Pertama, tentang Pertambahan & Penggandaan Penduduk. Bagaimana kalau kita bisa menambah/menggandakan Penduduk kita (yg didalamnya adalah Pemuda juga?) Luarbiasa tentunya, kita akan lebih mudah mencapai cita-cita kita. Begini caranya:
Sampai disini, kita sudah mendapat gambaran besar bagaimana 'seharusnya' sebuah Negara yang hebat itu. Mulai dari Pemuda (Penduduk), Masyarakat dan Kebudayaan nya yang hebat maka akan dengan sendirinya lahir Negara yang hebat. Sekarang kita akan 'berupaya' untuk mencapai itu dengan membahas bahasan yang dibawah ini.
Pertama, tentang Pertambahan & Penggandaan Penduduk. Bagaimana kalau kita bisa menambah/menggandakan Penduduk kita (yg didalamnya adalah Pemuda juga?) Luarbiasa tentunya, kita akan lebih mudah mencapai cita-cita kita. Begini caranya:
Year
|
Population
|
Average
Annual growth rate(%)
|
Average
Annual Population Change
|
1956
|
2,811,572,031
|
1.83%
|
51,470,764
|
1966
|
3,397,475,247
|
2.09%
|
71,046,477
|
1976
|
4,146,135,850
|
1.80%
|
74,680,887
|
1986
|
4,953,376,710
|
1.86%
|
91,939,161
|
1996
|
5,821,016,750
|
1.33%
|
77,671,587
|
2006
|
6,593,227,977
|
1.21%
|
79,877,960
|
2016
|
7,404,976,783
|
1.07%
|
79,348,693
|
2026
|
8,153,677,369
|
0.85%
|
69,249,185
|
Diatas kita lihat tentang 'pola' pertambahan & penggandaan penduduk. Dari data ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa seiring bertambahnya tahun, penduduk makin banyak (bertambah). Data ini sekaligus menjelaskan pengaruh demografi yang mempengaruhi pertambahan & penggandaan Penduduk, antara lain:
1. Kematian
2. Kelahiran
3. Migrasi
Sebelum menjelaskan satu per satu bagian diatas, ada baiknya kita mengetahui tujuan akhir dalam mengetahui 'angka-angka' ini. Karena at the end of the day, kualitas matters. Kalau hanya jumlah tanpa kualitas, sia-sia. Jumlah sedikit dan berkualitas, hebat!. Kualitas banyak DAN berkualitas, tak terkalahkan! :)
Mari kita bahas bagian-bagian diatas.
Kematian. Kematian adalah hal alami dalam hidup manusia. Dan kita akan membahas tentang Tingkat kematian, bukan hikmah ataupun makna dari kematian itu sendiri. Tingkat kematian yang akan kita bahas hanya dua: Tingkat kematian kasar, dan tingkat kematian khusus.
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Dinyatakan dengan tiap 1000 orang sehingga bila dirumuskan akan seperti ini:
D = Jumlah Kematian
CDR = (Jumlah Kematian/Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun)X 1.000
Yang berikutnya, tingkat kematian khusus. Sesuai namanya, tingkat kematian khusus ini menghitung tingkat kematian dengan faktor khusus antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Pria 35 tahun yang ikut berperang lebih besar kemungkinan kematiannya dibanding anak muda yang berdiam diri sebagai pengangguran. Ini dapat dirumuskan dengan:
ASDRi = (Di/Pmi)x K
Lanjut, setelah kematian, kita membahas tentang kelahiran. Mirip dengan kematian, kelahiran ini sebagai faktor demografi peningkatan/penggandaan penduduk bisa dihitung. Cara menghitung nya lebih sulit karena faktor-faktor yg lebih kompleks. Tapi setidaknya ada dua cara dalam menghitung tingkat kelahiran: tingkat kelahiran kasar, tingkat kelahiran umum.
Tingkat kelahiran kasar: CBR = (Jumlah lahir hidup/jumlah penduduk pertengahan tahun)x 1000
Tingkat kelahiran umum: CBR = (Jumlah kelahiran hidup per tahun tertentu/jumlah wanita usia subur pada pertengahan tahun)x 1000
Selain dua diatas, ada pehitungan tingkat kelahiran yakni tingkat kelahiran khusus. Ia mirip dengan tingkat kematian khusus yaitu: ASFRi = (Bi/Fmi)x K.
Oke, kita lanjut ke Migrasi. Migrasi ini cukup unik karena banyak bagiannya: mulai dari pengertian, macam, proses dan akibat. Dengan demikian pembahasan kita akan cukup panjang, namun agar menghemat waktu kita akan menyederhanakannya, karena yg menjadi concern adalah pemanfaatan migrasi itu sendiri.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dan biasanya permanen. Ini diakibatkan oleh banyak faktor, antara lain: persediaan sumber daya alam, lingkungan sosial budaya, potensi ekonomi, alat masa depan. Hal ini tentu melahirkan pro-kontra. Bila semua yang baik, dan semua orang migrasi ke sana, maka kemana daerah tidak baik yang ditinggalkan tersebut? Disinilah letak proses macam dan akibat dari migrasi.
Dalam proses nya, tidak semua orang langsung migrasi bila daerah ia tinggal tidak sesuai dengan harapannya. Ia bisa memulai terlebih dahulu dengan apa yang dia bisa. Apa yg ingin dicapai? Mungkinkah ada perubahan yg bisa dilakukan disini? Sekelumit pertanyaan yg bisa diajukan untuk memikirkan apakah migrasi adalah pilihan yang tepat.
Lalu, bila memang migrasi menjadi pilihan yang tidak bisa diganggu gugat lagi (misal harus mengungsi karena perang, diusir oleh negara, visa ditolak, travel warning dlsb), maka ia bisa langsung melakukan migrasi tersebut. Akibat dari migrasi ini banyak, bisa baik dan buruk, sungguh bergantung dari setiap penduduk, baik daerah asal maupun yang dikunjungi.
Indonesia sendiri mengenal migrasi lebih pada Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk desa ke kota dengan motif utama pendidikan & ekonomi.
Setelah kematian, kelahiran dan migrasi as a factor for doubling human growth rate, kita akan membahas tentang Struktur Penduduk.
Struktur penduduk sesungguhnya sudah kita bahas pada bahasan terdahulu yakni tentang pemuda namun masih sedikit. Disini kita akan membahas tentang 3 struktur penduduk:
- Penduduk Muda
- Stationer
- Penduduk Tua
Struktur penduduk bisa ditampilkan menjadi piramida mengingat jenis nya yang berbeda, sehingga berbeda struktur akan menampilkan piramida yang berbeda pula.
(Piramida Penduduk Muda)
(Piramida Penduduk Stasioner)
(Piramida Penduduk Tua)
RASIO KETERGANTUNGAN, KEBUDAYAAN dan KEPRIBADIAN
Sejauh ini kita mengetahui apa itu Penduduk, Masyarakat, Kebudayaan dan hal-hal terkait diantara ketiganya. Nah, menyangkut hal itu kita bisa menambah/menarik kebersamaan / makna bahwa ada hubungan antara kebudayaan dan kepribadian bangsa (bukan hanya kepribadian penduduk)
Sebagaimana penjelasan di awal tulisan ini, jelas bahwa penduduk hebat menghasilkan masyarakat hebat dimana menimbulkan kebudayaan hebat yang ujungnya negara yang hebat. Maka rasio ketergantungan selain bermakna perbandingan (rasio) orang yg belum produktif dan tidak produktif dengan jumlah orang yg produktif bekerja, juga bermakna sejauh apa kebudayaan dan kepribadian dalam mempengaruhi satu sama lain (ketergantungan) jadi bukan hanya rasio ketergantungan dalam hal ekonomi namun juga hal kepribadian dan kebudayaan.
Nah, mari kita lanjutkan dengan mendalami kebudayaan Indonesia (pertumbuhan dan perkembangan) juga kebudayaan Hindu, Budha, Barat dan Islam.
Apa sih kebudayaan dalam pandangan orang Indonesia? Mereka yang Hindu? Bagaimana dengan orang Barat? Apa pula pandangan orang Islam?
Kita mulai dari Islam. Islam tidak mengenal budaya, karena kebudayaan adalah kesepakatan individu dan penduduk setempat. sedangkan Islam adalah agama wahyu. Pun begitu dengan Hindu juga Budha. Yang tepat adalah apa 'ciri' dari agama-agama tersebut yang kemudian berakar dan dikenal dengan 'kebudayaan-nya'.
Islam memiliki aturan untuk menutup aurat bagi wanita sehingga ada 'kebudayaan' untuk berjilbab (menutup aurat) pada negara yg penduduknya beragama islam. Budha, memiliki ahli agama nya yang disebut biksu (monk) yang berciri kepala botak sehingga mereka yang botak 'disebut' berbudaya seperti/mengikuti biksu. Hindu, menyepi (hari Raya mereka). Dan hal ini membawa kepada 'budaya' mereka yaitu 'nyepi' atau sunyi dan berdiam diri/ hemat (karena pada saat nyepi mereka tidak boleh makan)
Nah, yang unik adalah Barat. Karena 'Barat' bukan agama tapi 'Negara sebelah barat' / Amerika. Dan amerika sendiri juga punya kebiasaan khas sehingga berakar menjadi 'budaya' seperti direct speech yaitu menyatakan langsung apa yang ada di benak nya (freedom of speech).
Dengan demikian, maka sudah jelaslah bahwa di dalam membentuk negara yang hebat diperlukan waktu yang lama (harus ada penanaman kebiasaan sehingga 'berbudaya'). Jadi, marilah kita (stelah mengetahui apa dan bagaimana meraihnya) bersungguh-sungguh mencapai nya. Dimulai dari sekarang. Demikian...
Sumber:
http://www.eduspensa.com/2015/08/komposisi-pengertian-dan-macam-bentuk-piramida-penduduk.html
UN, Dept. of Economic and Social Affairs, Population Division (2013). World Population Prospects: The 2012 Revision.
note: 1950-2010 are estimates and from 2011-2100 are projected populations in the medium-fertility variant.
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Dinyatakan dengan tiap 1000 orang sehingga bila dirumuskan akan seperti ini:
D = Jumlah Kematian
CDR = (Jumlah Kematian/Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun)X 1.000
Yang berikutnya, tingkat kematian khusus. Sesuai namanya, tingkat kematian khusus ini menghitung tingkat kematian dengan faktor khusus antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Pria 35 tahun yang ikut berperang lebih besar kemungkinan kematiannya dibanding anak muda yang berdiam diri sebagai pengangguran. Ini dapat dirumuskan dengan:
ASDRi = (Di/Pmi)x K
Lanjut, setelah kematian, kita membahas tentang kelahiran. Mirip dengan kematian, kelahiran ini sebagai faktor demografi peningkatan/penggandaan penduduk bisa dihitung. Cara menghitung nya lebih sulit karena faktor-faktor yg lebih kompleks. Tapi setidaknya ada dua cara dalam menghitung tingkat kelahiran: tingkat kelahiran kasar, tingkat kelahiran umum.
Tingkat kelahiran kasar: CBR = (Jumlah lahir hidup/jumlah penduduk pertengahan tahun)x 1000
Tingkat kelahiran umum: CBR = (Jumlah kelahiran hidup per tahun tertentu/jumlah wanita usia subur pada pertengahan tahun)x 1000
Selain dua diatas, ada pehitungan tingkat kelahiran yakni tingkat kelahiran khusus. Ia mirip dengan tingkat kematian khusus yaitu: ASFRi = (Bi/Fmi)x K.
Oke, kita lanjut ke Migrasi. Migrasi ini cukup unik karena banyak bagiannya: mulai dari pengertian, macam, proses dan akibat. Dengan demikian pembahasan kita akan cukup panjang, namun agar menghemat waktu kita akan menyederhanakannya, karena yg menjadi concern adalah pemanfaatan migrasi itu sendiri.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dan biasanya permanen. Ini diakibatkan oleh banyak faktor, antara lain: persediaan sumber daya alam, lingkungan sosial budaya, potensi ekonomi, alat masa depan. Hal ini tentu melahirkan pro-kontra. Bila semua yang baik, dan semua orang migrasi ke sana, maka kemana daerah tidak baik yang ditinggalkan tersebut? Disinilah letak proses macam dan akibat dari migrasi.
Dalam proses nya, tidak semua orang langsung migrasi bila daerah ia tinggal tidak sesuai dengan harapannya. Ia bisa memulai terlebih dahulu dengan apa yang dia bisa. Apa yg ingin dicapai? Mungkinkah ada perubahan yg bisa dilakukan disini? Sekelumit pertanyaan yg bisa diajukan untuk memikirkan apakah migrasi adalah pilihan yang tepat.
Lalu, bila memang migrasi menjadi pilihan yang tidak bisa diganggu gugat lagi (misal harus mengungsi karena perang, diusir oleh negara, visa ditolak, travel warning dlsb), maka ia bisa langsung melakukan migrasi tersebut. Akibat dari migrasi ini banyak, bisa baik dan buruk, sungguh bergantung dari setiap penduduk, baik daerah asal maupun yang dikunjungi.
Indonesia sendiri mengenal migrasi lebih pada Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk desa ke kota dengan motif utama pendidikan & ekonomi.
Setelah kematian, kelahiran dan migrasi as a factor for doubling human growth rate, kita akan membahas tentang Struktur Penduduk.
Struktur penduduk sesungguhnya sudah kita bahas pada bahasan terdahulu yakni tentang pemuda namun masih sedikit. Disini kita akan membahas tentang 3 struktur penduduk:
- Penduduk Muda
- Stationer
- Penduduk Tua
Struktur penduduk bisa ditampilkan menjadi piramida mengingat jenis nya yang berbeda, sehingga berbeda struktur akan menampilkan piramida yang berbeda pula.



RASIO KETERGANTUNGAN, KEBUDAYAAN dan KEPRIBADIAN
Sejauh ini kita mengetahui apa itu Penduduk, Masyarakat, Kebudayaan dan hal-hal terkait diantara ketiganya. Nah, menyangkut hal itu kita bisa menambah/menarik kebersamaan / makna bahwa ada hubungan antara kebudayaan dan kepribadian bangsa (bukan hanya kepribadian penduduk)
Sebagaimana penjelasan di awal tulisan ini, jelas bahwa penduduk hebat menghasilkan masyarakat hebat dimana menimbulkan kebudayaan hebat yang ujungnya negara yang hebat. Maka rasio ketergantungan selain bermakna perbandingan (rasio) orang yg belum produktif dan tidak produktif dengan jumlah orang yg produktif bekerja, juga bermakna sejauh apa kebudayaan dan kepribadian dalam mempengaruhi satu sama lain (ketergantungan) jadi bukan hanya rasio ketergantungan dalam hal ekonomi namun juga hal kepribadian dan kebudayaan.
Nah, mari kita lanjutkan dengan mendalami kebudayaan Indonesia (pertumbuhan dan perkembangan) juga kebudayaan Hindu, Budha, Barat dan Islam.
Apa sih kebudayaan dalam pandangan orang Indonesia? Mereka yang Hindu? Bagaimana dengan orang Barat? Apa pula pandangan orang Islam?
Kita mulai dari Islam. Islam tidak mengenal budaya, karena kebudayaan adalah kesepakatan individu dan penduduk setempat. sedangkan Islam adalah agama wahyu. Pun begitu dengan Hindu juga Budha. Yang tepat adalah apa 'ciri' dari agama-agama tersebut yang kemudian berakar dan dikenal dengan 'kebudayaan-nya'.
Islam memiliki aturan untuk menutup aurat bagi wanita sehingga ada 'kebudayaan' untuk berjilbab (menutup aurat) pada negara yg penduduknya beragama islam. Budha, memiliki ahli agama nya yang disebut biksu (monk) yang berciri kepala botak sehingga mereka yang botak 'disebut' berbudaya seperti/mengikuti biksu. Hindu, menyepi (hari Raya mereka). Dan hal ini membawa kepada 'budaya' mereka yaitu 'nyepi' atau sunyi dan berdiam diri/ hemat (karena pada saat nyepi mereka tidak boleh makan)
Nah, yang unik adalah Barat. Karena 'Barat' bukan agama tapi 'Negara sebelah barat' / Amerika. Dan amerika sendiri juga punya kebiasaan khas sehingga berakar menjadi 'budaya' seperti direct speech yaitu menyatakan langsung apa yang ada di benak nya (freedom of speech).
Dengan demikian, maka sudah jelaslah bahwa di dalam membentuk negara yang hebat diperlukan waktu yang lama (harus ada penanaman kebiasaan sehingga 'berbudaya'). Jadi, marilah kita (stelah mengetahui apa dan bagaimana meraihnya) bersungguh-sungguh mencapai nya. Dimulai dari sekarang. Demikian...
Sumber:
http://www.eduspensa.com/2015/08/komposisi-pengertian-dan-macam-bentuk-piramida-penduduk.html
UN, Dept. of Economic and Social Affairs, Population Division (2013). World Population Prospects: The 2012 Revision.
note: 1950-2010 are estimates and from 2011-2100 are projected populations in the medium-fertility variant.
Ebook & SAP ISD Universitas Gunadarma
Comments
Post a Comment