Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

Bahasan kita saat ini cukup sederhana namun perlu pemahaman yang pas agar memiliki manfaat yang baik.

Pertama kita akan bahas Penduduk.

Kedua, tentang Masyarakat.

Ketiga, Kebudayaan.

Sebelum kita membahas tentang Penduduk, kita akan menjelaskan bagian yang memiliki potensi paling hebat (driving force) yaitu Pemuda. Setelah itu, kita akan membahas tentang Penduduk, mulai dari Pertambahan (perkembangan) Penduduk, Penggandaan Penduduk, faktor demografi yang mempengaruhi nya, Tingkat kematian kasar, tingkat kematian khusus, angka kelahiran. Lalu, kita lanjut ke perpindahan penduduk (migrasi), macam-macamnya, proses dan akibat dari migrasi itu. Kemudian Struktur Penduduk, piramida penduduk, Rasio Ketergantungan Kebudayaan dan Kepribadian. Terakhir, pertumbuhan & perkembangan Kebudayaan di Indonesia yg terdiri dari kebudayaan Hindu Budha Islam dan Kebudayaan Barat.

Baik, mari mulai dengan pemuda. Apa itu pemuda? Secara hukum di Indonesia yg kita tinggal didalamnya, yang disebut pemuda adalah mereka yang berusia dari 18 tahun - 35 tahun. Jadi, mahasiswa termasuk di dalamnya. Selesaikah sampai disini? Tidak. Pemuda - tidak hanya definisi - tapi juga peran. Dan perannya besar sekali, sampai-sampai Bung Karno menyatakan 'Beri aku 10 pemuda, maka akan aku goncangkan dunia'. Wow.
Untuk itu, sebagai mahasiswa kita perlu melakukan hal-hal (nilai-nilai) dibawah ini:

1. Murnikan idealisme. Ini penting mengingat di pundak kita lah masa depan bangsa berada. Seperti pohon, ia harus punya akar biar berdiri tegak. Begitu pun kita sebagai pemuda harus memurnikan idealisme kita agar jiwa kebangsaan ini kuat berada di dalam diri kita.

2. Keberanian dan keterbukaan, utamanya dalam menyerap nilai dan gagasan yang baru. Di zaman sekarang yang sudah global, ada beberapa ilmu/wawasan/nilai positif yang bermanfaat untuk kita. Meskipun ada juga yang kurang pas bila kita terapkan. Untuk itu, diperlukan keberanian dan keterbukaan untuk mempelajari nilai-nilai dan gagasan-gagasan positif yang baru.

3. Semangat pengabdian. Ini merupakan bukti dari nilai 1&2. Bahwa setelah kita murni idealis nya, dan berani serta terbuka terhadap nilai dan gagasan positif maka kita perlu mengamalkan dalam bangsa kita - dalam hal ini di lingkungan terdekat kita - dalam bentuk semangat pengabdian. Semangat untuk memperbaiki bangsa.

4. Inovasi dan kreativitas. Ini sejalan dengan nilai-nilai sebelumnya. Adalah benar kita menjadi kreatif, menjadi inovatif saat sudah menjadi 'habit' atau kebiasaan kita untuk mengabdi memperbaiki negara ini.

5. Keteguhan janji untuk menampilkan sikap dan kepribadian yang mandiri. Ini yang spektakuler. Karena inilah yang menjadi dasar dari kekuatan seorang pemuda yang imbasnya fondasi kekuatan sebuah negara. Keteguhan janji untuk menampilkan sikap dan kepribadian yang mandiri.

Nah, mari kita lanjut ke pembahasan tentang Penduduk. Selain pemuda, 'isi' dari Penduduk adalah Masyarakat. Atau bisa juga disebut kalau Penduduk adalah Masyarakat itu sendiri. Dibawah kita jelaskan sedikit tentang Pemuda, Masyarakat dan Kebudayaan agar pembahasan kita menyeluruh.

Kita lanjutkan tentang masyarakat. Sebagaimana 'pola' pembahasan kita dalam pemuda. Begitu pun pada masyarakat juga nantinya tentang kebudayaan. Masyarakat adalah kumpulan orang (termasuk pemuda) yang berdiam di suatu tempat yang sama dalam waktu yang cukup lama untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah salah satu inti penyusun negara. Untuk itu, krusial dalam memiliki masyarakat yang baik dan harmonis untuk menjadi sebuah negara yang hebat. Apa hubungan pemuda dengan masyarakat?

Pertama, masyarakat yang baik terdiri dari para pemuda yang baik pula. Karena pemuda menjadi pendorong yang sangat kuat pengaruhnya dalam menciptakan sifat dan kepribadian masyarakat.

Kedua, masyarakat (yang sudah jadi) akan dengan sendirinya melahirkan pemuda-pemuda yang berkualitas untuk menguatkan masyarakat yang sudah jadi tadi. Demikian saking kuat nya hubungan antara masyarakat dan pemuda, perlu cara untuk mengikat keduanya demi meraih cita-cita negara. Dan disitulah Kebudayaan muncul.

Kebudayaan adalah kebiasaan yang menjadi kesepakatan antara penduduk dalam masyarakat yang terjadi turun-temurun. Kebudayaan - sebagaimana dibahas sebelumnya - adalah pengikat antara pemuda dan masyarakat. Pengikat yang bagaimana? Yaitu 'landasan berpikir' dari sebuah masyarakat dan pemuda nya.
Kalau landasan berpikir sudah ada, maka sudah barang tentu lebih sederhana dalam mencapai cita-cita negara yang kita impikan.

Masalah dan Dinamika dalam Pemuda, Masyarakat dan Kebudayaan

Pembahasan kita mengenai pemuda, masyarakat dan kebudayaan diatas kelihatan bagus sekali, bukan? Tentu pada kenyataannya tidak demikian. Namun kita sudah punya gambaran bahwa kesanalah arah kita. Begitulah wujud nyata bila pemuda, masyarakat dan kebudayaan berjalan harmonis. Apa saja masalah dan dinamika nya?

1. Ketidaksiapan dalam menerima nilai dan gagasan baru. Pemuda, meskipun sudah terbuka dan berani dalam menerima nilai dan gagasan baru tetaplah seorang manusia belaka yang mempunyai sifat dasar yaitu lupa dan keliru. Dalam mengartikan sesuatu misal mengamalkan nilai yang baru ia ketahui bisa saja tidak cocok dengan keadaan masyarakat dimana ia tinggal. Contoh: berbicara dengan nada yang tinggi di daerah Yogyakarta. Bukan karena pemuda yang berkelakuan/akhlak buruk sehingga ia berbicara dengan nada yang tinggi, tapi mungkin dia tidak tahu bahwa perlu nada yang rendah untuk dianggap sopan bila berbicara di Yogyakarta. Pun, bisa jadi ia lupa meskipun sudah diberitahu sebelumnya. Begitulah, bila ini terjadi, bukan tidak mungkin akan mengakibatkan perselisihan yang ujungnya pada perpecahan masyarakat itu sendiri.

2. Kurang empati. Ini merupakan kelanjutan dari dinamika yang pertama. Penyebabnya sama, yaitu sifat dasar manusia yang lupa dan keliru. Contoh: pemuda (dalam hal ini mahasiswa yang kost) yang tidak bisa tanggap/peka dalam memahami bagaimana perilaku masyarakat dia kost. Dalam keadaan tertentu, masyarakat dimana ia tinggal biasa mengadakan acara nyanyi-nyanyi pada malam hari, dan dia (si mahasiswa) terganggu. Sehingga ia tidak sabar, kemudian mencoba meminta agar suara dikecilkan. Masyarakat setempat tidak terima (meskipun juga ada bagian salah dalam mereka, kenapa malam-malam tetap bernyanyi) dan akhirnya terjadi keributan. Inilah salah satu contoh sederhana yang memang nyata terjadi.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menjawab masalah dan dinamika ini? Pertama dengan belajar.
Belajar membawa kita untuk menjadi orang yang menghargai. Belajar membuat kita menjadi manusia yang lebih hati-hati. Kedua dengan berdiskusi hangat. Sesungguhnya, bisa jadi penyebab masalah adalah ketidakelokan dalam menyampaikan sesuatu. Diskusi hangat bisa menjadi obat dari masalah ini. Dan masih banyak lagi, yang kita berharap tidak perlu banyak masalah agar tujuan dan cita-cita kita memiliki pemuda, masyarakat dan kebudayaan yang baik bisa tercapai.


Pemuda, Masyarakat dan Kebudayaan untuk Negara yang Hebat

Sampai disini kita sudah mengetahui apa itu pemuda, apa itu masyarakat dan apa pula kebudayaan. Juga, kita sudah membahas mengenai hubungan diantara pemuda, masyarakat dan kebudayaan serta masalah dan dinamikanya. Sekarang, kita akan melanjutkan di bagian akhir. Bagian cita-cita. Yaitu negara yang hebat.

Apa itu negara yang hebat? Negara yang hebat memiliki banyak ciri, diantaranya:
 - Memberikan keadilan pada masyarakatnya
 - Memberikan ketenangan dan keamanan pada masyarakatnya
 - Memberikan kesejahteraan melalui lapangan pekerjaan, izin usaha/bisnis, dan pinjaman kepada masyarakatnya. Juga hal-hal lain yang intinya adalah untuk kebaikan para masyarakatnya. Itulah negara yang hebat.


Bagaimana kita mewujudkannya? Dengan menguatkan fondasi. Yaitu pendidikan untuk pemuda. Ini hanya salah satu cara, tapi inilah cara yang paling powerful (meskipun lama, karena pendidikan itu butuh waktu) untuk menjadikan sebuah negara itu hebat. Lihat Korea. Mengirimkan para warganya untuk belajar keluar negeri seketika setelah mereka merdeka pada 1950. Dan kita lihat sekarang. Korea (terbagi antara Korea Selatan dan Utara) menjadi salah satu pusat teknologi dengan perusahaan terkenal mereka yaitu Samsung. Juga dari industri entertainment dengan musik (dikenal dengan Kpop) dan dramanya (KDrama).

Begitulah kekuatan dari sebuah pendidikan untuk pemuda. Sehingga pemuda nya terdidik, cakap dan memiliki keahlian. Kemudian pemuda-pemuda ini berkelompok menjadi sebuah masyarakat. Masyarakat yang tinggal bersama di satu wilayah dalam waktu yang cukup lama. Lalu menciptakan sebuah kesepakatan bersama sehingga menjadi budaya dan ujungnya adalah negara yang hebat. Begitulah..

Sampai disini, kita sudah mendapat gambaran besar bagaimana 'seharusnya' sebuah Negara yang hebat itu. Mulai dari Pemuda (Penduduk), Masyarakat dan Kebudayaan nya yang hebat maka akan dengan sendirinya lahir Negara yang hebat. Sekarang kita akan 'berupaya' untuk mencapai itu dengan membahas bahasan yang dibawah ini.

Pertama, tentang Pertambahan & Penggandaan Penduduk. Bagaimana kalau kita bisa menambah/menggandakan Penduduk kita (yg didalamnya adalah Pemuda juga?) Luarbiasa tentunya, kita akan lebih mudah mencapai cita-cita kita. Begini caranya:

Year
Population
Average Annual growth rate(%)
Average Annual Population Change
1956
2,811,572,031
1.83%
51,470,764
1966
3,397,475,247
2.09%
71,046,477
1976
4,146,135,850
1.80%
74,680,887
1986
4,953,376,710
1.86%
91,939,161
1996
5,821,016,750
1.33%
77,671,587
2006
6,593,227,977
1.21%
79,877,960
2016
7,404,976,783
1.07%
79,348,693
2026
8,153,677,369
0.85%
69,249,185
Diatas kita lihat tentang 'pola' pertambahan & penggandaan penduduk. Dari data ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa seiring bertambahnya tahun, penduduk makin banyak (bertambah). Data ini sekaligus menjelaskan pengaruh demografi yang mempengaruhi pertambahan & penggandaan Penduduk, antara lain:

1. Kematian
2. Kelahiran
3. Migrasi

Sebelum menjelaskan satu per satu bagian diatas, ada baiknya kita mengetahui tujuan akhir dalam mengetahui 'angka-angka' ini. Karena at the end of the day, kualitas matters. Kalau hanya jumlah tanpa kualitas, sia-sia. Jumlah sedikit dan berkualitas, hebat!. Kualitas banyak DAN berkualitas, tak terkalahkan! :) 

Mari kita bahas bagian-bagian diatas.

Kematian. Kematian adalah hal alami dalam hidup manusia. Dan kita akan membahas tentang Tingkat kematian, bukan hikmah ataupun makna dari kematian itu sendiri. Tingkat kematian yang akan kita bahas hanya dua: Tingkat kematian kasar, dan tingkat kematian khusus.
Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Dinyatakan dengan tiap 1000 orang sehingga bila dirumuskan akan seperti ini:

D = Jumlah Kematian
CDR = (Jumlah Kematian/Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun)X 1.000

Yang berikutnya, tingkat kematian khusus. Sesuai namanya, tingkat kematian khusus ini menghitung tingkat kematian dengan faktor khusus antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Pria 35 tahun yang ikut berperang lebih besar kemungkinan kematiannya dibanding anak muda yang berdiam diri sebagai pengangguran. Ini dapat dirumuskan dengan:

ASDRi = (Di/Pmi)x K


Lanjut, setelah kematian, kita membahas tentang kelahiran. Mirip dengan kematian, kelahiran ini sebagai faktor demografi peningkatan/penggandaan penduduk bisa dihitung. Cara menghitung nya lebih sulit karena faktor-faktor yg lebih kompleks. Tapi setidaknya ada dua cara dalam menghitung tingkat kelahiran: tingkat kelahiran kasar, tingkat kelahiran umum.

Tingkat kelahiran kasar: CBR =  (Jumlah lahir hidup/jumlah penduduk pertengahan tahun)x 1000
Tingkat kelahiran umum: CBR =  (Jumlah kelahiran hidup per tahun tertentu/jumlah wanita usia subur pada pertengahan tahun)x 1000

Selain dua diatas, ada pehitungan tingkat kelahiran yakni tingkat kelahiran khusus. Ia mirip dengan tingkat kematian khusus yaitu: ASFRi = (Bi/Fmi)x K.

Oke, kita lanjut ke Migrasi. Migrasi ini cukup unik karena banyak bagiannya: mulai dari pengertian, macam, proses dan akibat. Dengan demikian pembahasan kita akan cukup panjang, namun agar menghemat waktu kita akan menyederhanakannya, karena yg menjadi concern adalah pemanfaatan migrasi itu sendiri.

Migrasi adalah perpindahan penduduk dan biasanya permanen. Ini diakibatkan oleh banyak faktor, antara lain: persediaan sumber daya alam, lingkungan sosial budaya, potensi ekonomi, alat masa depan. Hal ini tentu melahirkan pro-kontra. Bila semua yang baik, dan semua orang migrasi ke sana, maka kemana daerah tidak baik yang ditinggalkan tersebut? Disinilah letak proses macam dan akibat dari migrasi.

Dalam proses nya, tidak semua orang langsung migrasi bila daerah ia tinggal tidak sesuai dengan harapannya. Ia bisa memulai terlebih dahulu dengan apa yang dia bisa. Apa yg ingin dicapai? Mungkinkah ada perubahan yg bisa dilakukan disini? Sekelumit pertanyaan yg bisa diajukan untuk memikirkan apakah migrasi adalah pilihan yang tepat.

Lalu, bila memang migrasi menjadi pilihan yang tidak bisa diganggu gugat lagi (misal harus mengungsi karena perang, diusir oleh negara, visa ditolak, travel warning dlsb), maka ia bisa langsung melakukan migrasi tersebut. Akibat dari migrasi ini banyak, bisa baik dan buruk, sungguh bergantung dari setiap penduduk, baik daerah asal maupun yang dikunjungi.

Indonesia sendiri mengenal migrasi lebih pada Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk desa ke kota dengan motif utama pendidikan & ekonomi.

Setelah kematian, kelahiran dan migrasi as a factor for doubling human growth rate, kita akan membahas tentang Struktur Penduduk.

Struktur penduduk sesungguhnya sudah kita bahas pada bahasan terdahulu yakni tentang pemuda namun masih sedikit. Disini kita akan membahas tentang 3 struktur penduduk:
 - Penduduk Muda
 - Stationer
 - Penduduk Tua

Struktur penduduk bisa ditampilkan menjadi piramida mengingat jenis nya yang berbeda, sehingga berbeda struktur akan menampilkan piramida yang berbeda pula.

Gambar Piramida Penduduk Muda Bentuk Limas(Piramida Penduduk Muda)
Gambar Piramida Penduduk Stasioner (Granat)(Piramida Penduduk Stasioner)
Gambar Piramida Penduduk Tua (Constructive) Berbentuk Nisan (Piramida Penduduk Tua)


RASIO KETERGANTUNGAN, KEBUDAYAAN dan KEPRIBADIAN

Sejauh ini kita mengetahui apa itu Penduduk, Masyarakat, Kebudayaan dan hal-hal terkait diantara ketiganya. Nah, menyangkut hal itu kita bisa menambah/menarik kebersamaan / makna bahwa ada hubungan antara kebudayaan dan kepribadian bangsa (bukan hanya kepribadian penduduk)

Sebagaimana penjelasan di awal tulisan ini, jelas bahwa penduduk hebat menghasilkan masyarakat hebat dimana menimbulkan kebudayaan hebat yang ujungnya negara yang hebat. Maka rasio ketergantungan selain bermakna perbandingan (rasio) orang yg belum produktif dan tidak produktif dengan jumlah orang yg produktif bekerja, juga bermakna sejauh apa kebudayaan dan kepribadian dalam mempengaruhi satu sama lain (ketergantungan) jadi bukan hanya rasio ketergantungan dalam hal ekonomi namun juga hal kepribadian dan kebudayaan.

Nah, mari kita lanjutkan dengan mendalami kebudayaan Indonesia (pertumbuhan dan perkembangan) juga kebudayaan Hindu, Budha, Barat dan Islam.

Apa sih kebudayaan dalam pandangan orang Indonesia? Mereka yang Hindu? Bagaimana dengan orang Barat? Apa pula pandangan orang Islam?

Kita mulai dari Islam. Islam tidak mengenal budaya, karena kebudayaan adalah kesepakatan individu dan penduduk setempat. sedangkan Islam adalah agama wahyu. Pun begitu dengan Hindu juga Budha. Yang tepat adalah apa 'ciri' dari agama-agama tersebut yang kemudian berakar dan dikenal dengan 'kebudayaan-nya'.

Islam memiliki aturan untuk menutup aurat bagi wanita sehingga ada 'kebudayaan' untuk berjilbab (menutup aurat) pada negara yg penduduknya beragama islam. Budha, memiliki ahli agama nya yang disebut biksu (monk) yang berciri kepala botak sehingga mereka yang botak 'disebut' berbudaya seperti/mengikuti biksu. Hindu, menyepi (hari Raya mereka). Dan hal ini membawa kepada 'budaya' mereka yaitu 'nyepi' atau sunyi dan berdiam diri/ hemat (karena pada saat nyepi mereka tidak boleh makan)

Nah, yang unik adalah Barat. Karena 'Barat' bukan agama tapi 'Negara sebelah barat' / Amerika. Dan amerika sendiri juga punya kebiasaan khas sehingga berakar menjadi 'budaya' seperti direct speech yaitu menyatakan langsung apa yang ada di benak nya (freedom of speech).

Dengan demikian, maka sudah jelaslah bahwa di dalam membentuk negara yang hebat diperlukan waktu yang lama (harus ada penanaman kebiasaan sehingga 'berbudaya'). Jadi, marilah kita (stelah mengetahui apa dan bagaimana meraihnya) bersungguh-sungguh mencapai nya. Dimulai dari sekarang. Demikian...

Sumber:

http://www.eduspensa.com/2015/08/komposisi-pengertian-dan-macam-bentuk-piramida-penduduk.html

UN, Dept. of Economic and Social Affairs, Population Division (2013). World Population Prospects: The 2012 Revision.
note: 1950-2010 are estimates and from 2011-2100 are projected populations in the medium-fertility variant.

Ebook & SAP ISD Universitas Gunadarma

Comments

Popular Posts